Selasa, 07 Oktober 2014

Hidup Yang Dimerdekakan Oleh Anugrah

HIDUP YANG DIMERDEKAKAN OLEH ANUGERAH

HIDUP YANG DIMERDEKAKAN OLEH ANUGERAH
Galatia 3:6-14

Pengantar Surat
Surat ini ditulis oleh Paulus (1:1) kepada Jemaat Galatia (1:2). Paulus mengunjungi Galatia sebanyak dua kali (Gal 4:13 dan Kis. 18:23). 

Kemudian ia menulis surat kepada orang-orang yang bertobat atas kunjungannya itu karena mereka sedang mengahdapai ‘bahaya’ iman yakni ada pihak yang memutarbalikkan kebenaran Injil tentang kemerdekaan Kristen. 

Mereka telah dikunjungi oleh orang Yahudi yang membuat mereka ragu terhadap ajaran Paulus karena seolah-olah tidak lengkap. Menurut mereka barulah lengkap jika iman yang dianggap sebagai syarat keselamatan, memerlukan keharusan sunat dan peraturan Yahudi lainnya. 

Begitu ajaran itu berkembang, Paulus menulis bahwa ajaran yang mencampuradukkan anugerah dengan hukum Taurat adalah salah. 

Sebab bila perkenaan Allah bisa didapat melalui sunat dan dengan mengamalkan peraturan-peraturan Yahudi, maka kematian Kristus adalah sia-sia (2:21).

Penafsiran perikop

(6) Bagi orang Yahudi wibawa Abraham sangat menentukan jadi teladan. Apa yang diperhitungkan Allah dalam diri Abraham, bukan keteladannya karena bersunat, melainkan karena ia mempercayai janji Allah. 

Paulus menyatakan bahwa iman Abraham dan bukan sunat (Kej. 17:14) yang menjadi dasar penerimaannya bagi Allah. Ia memberi jawab dengan iman berarti ia meng-iya-kan Firman Allah.

(7) Jadi yang menjadi ‘keturunan’ Abraham ialah mereka yang mempunyai iman seperti Abraham dan bukan orang Yahudi yang menjadi keturunannya secara alamiah. Keturunan biologis saja tidak menjamin keselamatan. Keturunan biologis yang sekaligus keturunan iman yang penting.

(8) Orang non-Yahudi memungkinkan masuk dalam janji itu, bukan menjadikan mereka keturunan Abraham secara lahiriah, tetapi menjadikan mereka keturunan Abrahan secara iman. Sudahkah setiap orang Kristen keturunan Abraham secara iman?

(9) Manusia pada hakekatnya dipanggil menerima berkat dan bukan kutuk. Mereka diberi kesempatan untuk percaya. Dengan kepercayaan itulah mereka dipandang sebagai orang yang benar. Berkat itu ialah keselamatan sebagaimana yang diterima oleh Abraham. Siapa yang tidak mau berkat?

(10) Menjelaskan maksud sebaliknya jika masih mengadalkan syariat hukum  untuk memperoleh hidup. Akhirnya hukum hanya menunjukkan yang salah dan menghukumnya juga, bukan untuk membebaskan. 

Mengapa kita mau dikutuk atau dihukum olehnya? Apa gunanya hukum itu jadinya?

(11) Tidak ada seorangpun karena prestasi manusiawinya dapat dibenarkan di hadapan Allah yang kudus, melainkan “orang yang benar akan hidup oleh iman” (Hab 2:4; Rom 1:17, dan dikutip Martin Luther dengan kata yang sangat terkenal: SOLA FIDE=hidup oleh iman). Mereka ialah orang yang diterima dan disetujui oleh Allah demi Kristus karena kepercayaan mereka kepadaNya.

(12) Hukum Taurat tidak dapat memberi solusi jika ada dosa, hanya menghukum saja.Tidak ada kuasanya membenarkan atau membebaskan. Dan sudah jelas tidak seorangpun sanggup melakukannya. Di dalam Kristus orang diberi anugerah jika percaya dan bertobat. Belas kasihan menjadi dasarnya. Hidup kita karena belas kasihan saja!

(13-14) Pengorbanan Kristuslah yang memungkinkan semua itu. Ada harga yang sudah Dia bayar secara mahal. Dia bersedia menanggung dosa kita, Dia yang membayar tebusan Dia yang menjadi wakil kita. Makanya bagi setiap yang bertobat, percaya dan menerima Dia sebagai juru selamatnya, akan akan menerima janji berkat sebagaimana yang dimulai dalam diri Abraham. I'm Sudahkan kita sungguh-sungguh menyadari itu? Mari kita aplikasikan dalam hidup kita sehari-hari.. Selamat berjuang Tuhan Memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar