Teks Ibrani 12:16-17 ditulis supaya orang percaya tidak bertindak bodoh seperti Esau.
Hak kesulungan secara “de jure” telah dimiliki, tetapi kalau tidak meningkatkan diri berkapasitas sebagai pewaris hak sulung maka bisa kehilangan hak kesulungan.
Dalam hal ini orang percaya harus secara de facto berkapasitas sebagai anak-anak Allah. Harus diingat bahwa mereka yang diterima oleh Tuhan masuk Kerajaan Surga adalah mereka yang dikenal oleh Allah. Dikenal di sini artinya bisa dinikmati oleh Allah (ginosko;γινώσκω) (Mat. 7:21-23).
Menjadi pertanyaan yang harus bisa dijawab mulai sekarang, apakah kehidupan kita bisa dinikmati oleh Allah.
Hanya orang-orang yang memiliki kehidupan yang mengenakan kodrat Ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah yang dapat dinikmati oleh Allah. Inilah ciri seorang anak yang sah sebagai anak Allah. Dengan menjadikan kisah Esau dan Yakub sebagai gambaran atau analogi kehidupan orang percaya, maka jelaslah bahwa hak kesulungan seseorang bisa hilang.
Oleh sebab itu hendaknya kita tidak berpikir bahwa iman setiap orang Kristen bersifat permanen. Dalam Ibrani tertulis: “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” (Ibr. 10:38).
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa ada orang yang mengundurkan diri. Kata mengundurkan dalam teks aslinya adalah huposteileta(ὑποστείλητα) dari akar kata hupostello(ὑποστέλλω) yang memiliki beberapa pengertian antara lain: to draw back (menarik diri) dan avoid (menghindarkan diri). Jadi, oleh kehendaknya sendiri seseorang bisa meninggalkan Tuhan dan bersikap tidak setia.
Dalam hal ini Tuhan menghendaki agar tetap bertahan sampai akhir, artinya bertumbuh terus sampai mengalami kelahiran baru, yaitu memiliki cara berpikir dan gaya hidup seperti Dia.
Ketika seseorang menarik diri, berarti ia menolak untuk menjadi anak Allah yang sah. Menarik diri atau mengundurkan diri ini sama maksudnya dengan tidak bersedia berjuang. Hal ini terjadi dalam kehidupan banyak orang Kristen yang merasa bahwa anugerah membuat dirinya bisa selamat tanpa usaha atau respon.
Seakan-akan semuanya serba gratis. Jika benar demikian maka tentu Tuhan Yesus tidak perlu menghimbau orang percaya untuk berjuang untuk masuk kerjaaan Surga.
Kebodohan inilah yang membuat banyak orang Kristen gagal mencapai maksud keselamatan diberikan, yaitu dikembalikannya manusia ke rancangan semula Allah. Amin (truth) Tuhan Yesus Memberkati Shalom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar