Selasa, 31 Maret 2020

BADAI PASTI BERLALU

Renungan Harian
Selasa, 31 Maret 2020

BADAI PASTI BERLALU

Matius 8 : 25 - 26
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 
Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Peristiwa di atas menceritakan kepada kita tentang Yesus yang sedang bersama murid-murid-Nya dalam sebuah perahu menuju Gerasa, dan Ia lalu tertidur. Tiba-tiba danau yang tenang bergolak karena angin taufan. Kita dapat membayangkan bagaimana takutnya para murid Yesus menghadapi angin taufan yang datang tiba-tiba dan dengan sikap panik mereka membangunkan Yesus. Mereka takut binasa! Sikap para murid ini berbeda dengan sikap Yesus yang tetap tidur dengan tenang. Mengapa Yesus tetap tenang dan menikmati istirahat-Nya? 
Hanya ada satu sebab yang membuat-Nya bersikap demikian, yaitu karena Ia adalah Tuhan atas alam semesta. Hanya dengan menghardik saja taufanpun reda dan danaupun tenang kembali. 

Luar biasa! Situasipun berubah dari takut yang satu ke takut yang lain. Semula takut binasa kemudian takut kepada sang Guru. Jelas sekarang, bukan murid-murid yang seolah menyadarkan Yesus, tetapi sebaliknya Yesuslah yang menyadarkan murid-murid untuk percaya kepada Yesus bukan hanya sebagai Guru, yang mengajarkan norma-norma spiritualitas tetapi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa atas alam semesta dan semua peristiwa di dunia ini.

Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk tidak sekadar mengikut kemana Yesus mengajak mereka pergi. Ia menuntut agar murid-murid-Nya tahu siapa pribadi yang mereka ikuti itu dan percaya sepenuhnya kepada-Nya dalam situasi apapun 

Badai yang datang tanpa tanda-tanda sebelumnya membuat perahu dan penumpangnya berada dalam bahaya serius. Bisa diduga, bahwa dalam ketakutan para murid melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan diri. Maka mereka begitu heran saat melihat Yesus dapat tidur dalam situasi yang membuat mereka panik. Namun Yesus kemudian menenangkan angin dan air yang mengamuk dengan sebuah hardikan. Betapa takutnya para murid ketika melihat Yesus menenangkan badai. Bayangkan, orang yang selalu bersama mereka, ternyata berkuasa atas angin dan air yang mengamuk. Lalu dengan siapa sesungguhnya mereka selama ini berhadapan?

Dalam kisah ini Yesus mau melihat iman para murid. Sayang, Ia tidak menemukannya. Dalam situasi gawat darurat itu, Yesus tidak mengharapkan mereka melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Ia hanya ingin agar mereka memercayai Dia. Ironis, mereka malah menegur Yesus karena dianggap tidak punya perhatian untuk mengatasi masalah yang mengancam hidup. Bagi Yesus, kurangnya iman para murid merupakan masalah serius. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak melihat Dia sebagai Anak Allah, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.

Mengalami krisis dalam hidup adalah momen untuk melihat iman kita. Di bawah tekanan situasi, kita bisa tahu sampai di mana iman kita kepada Kristus. Iman memang merupakan masalah mendasar bagi murid Kristus karena tanpa iman, orang tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Taufan tersebut pastilah cukup keras sehingga membuat nelayan yang berpengalaman dan mengenal keadaan danau itu ketakutan. Ia pun bangun, lalu menghardik air dan angin yang mengamuk itu. Yesus berkuasa atas kekuatan-kekuatan alam. 

Doa :
Tuhan Yesus, aku percaya ditengah situasi seperti apapun Engkau selalu bersamaku. Aku menguatkan iman untuk menghadapi segala sesuatu dan meraih kemenangan. Aku percaya badai pasti berlalu. Amin

Tuhan Yesus Memberkati

Minggu, 29 Maret 2020

DALAM YESUS, KITA SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU


Senen, 30 Maret 2020

DALAM YESUS, KITA SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU

Filipi 4 : 13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Orang-orang Kristen di Filipi telah beberapa kali memberikan dukungan keuangan kepadanya di dalam tugas penginjilannya, tetapi mereka kehilangan kontak dengannya di akhir periode pelayanannya. Paulus meyakinkan mereka bahwa ia telah belajar untuk menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan dan menaklukkan keadaannya. Bagaimana Paulus melakukannya? Ia telah mempelajari bahwa kuasa dan kekuatannya berasal dari hubungan pribadinya dan persekutuannya yang bertumbuh bersama Kristus. Tak ada pihak lain selain Dia yang telah menyelamatkannya dan terus menjadi Tuan dan Sahabatnya yang dapat “mencurahkan kuasa” kepadanya dan menjadikan dia kuat untuk menghadapi segala keadaan.

Ayat di atas bisa diartikan dengan perkataan “Di dalam Dia yang memberi kekuatan, saya sanggup menghadapi apa saja.”

1. Kita sanggup menghadapi kesulitan hidup.
Kesulitan hidup itu sungguh nyata. Kita semua menghadapi kesukaran yang mendantangkan penderitaan dan  kesengsaraan, yang tampaknya lebih berat dari pada yang dapat kita tanggung. Akan tetapi, melalui kehidupan Kristus kita memetik sejumlah pelajaran berharga mengenai penderitaan. Juruselamat kita tidak berusaha menghindari penderitaan terbesar dalam hidup-Nya, pergi ke Kalvari. Ia menghadapi kematian-Nya dengan realistis dan memanfaatkannya sebagai suatu sarana untuk mengadakan penebusan bagi dunia. Dengan cara yang sama, kita dapat menemukan kemenangan di dalam penderitaan.
Bagaimana Anda dan saya menghadapi penderitaan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami? Apakah ini membuat Anda dan saya menjadi kepahitan atau menjadi lebih baik? Apabila kita memanfaatkan penderitaan dengan cara yang kreatif, penderitaan tersebut dapat menjadi sarana untuk memperdalam karakter kita dan membuat hidup kita lebih bermakna.
Di dalam kekuatan yang dari Kristus, kita sanggup menghadapi penderitaan. Dengan hadirat-Nya di dalam hati kita, kita dapat memahami bahwa penderitaan itu memberikan pengenalan dan belas kasihan. Membuat hidup kita lebih indah. Seorang pelancong di Afrika melihat kupu-kupu tropis raksasa yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompong. Ia merasa kasihan, dan dengan pisaunya, ia memotong tali-tali benang yang membelitnya. Kupu-kupu itu dapat keluar dengan aman dan mudah. Namun, kemudian terjadi suatu tragedi besar: semua warna yang indah dan cemerlang itu lenyap! Pergumulan yang berat itu sangat diperlukan untuk memunculkan warna tersebut. Begitu pula warna-warni indah jiwa diperoleh, bukan pada masa yang mudah dan sejahtera, tetapi dalam pergumulan dan di dalam kemenangan atas ujian dan kemalangan.
Kuasa kesusahan, kesulitan, penyakit, kemalangan dan berbagai kuasa penderitaan lainnya tidak dapat bertahan di dalam lingkungan rohani. Ketika kita mengasihi Yesus, mengagumi jalan hidupnya dan tinggal dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, kita memiliki kuasa untuk bertahan, mengatasi dan keluar sebagai pemenang. Persekutuan yang intim dengan Kristus ditandai dengan sikap hati kesediaan menerima apa yang mau Tuhan perbuat dan rencana-Nya melalui penderitaan yang kita alami; menyerahkan waktu kita untuk duduk tenang di kaki Tuhan dalam doa dan perenungan Firman sebab di situlah letak kekuatan iman kita. Kuasa Tuhan tidak bekerja dalam hidup orang yang jauh dari persekutuan dengan-Nya, yang tidak memahami kehendak-Nya.

2. Kita sanggup menghadapi kematian dan kekekalan.
Melalui iman kepada Kristus Yesus, kita diselamatkan dan dijauhkan dari kematian kekal. Namun, Kekristenan lebih dari sekedar “jalan keluar dari api” untuk menghindari neraka kekal. Menjadi pengikut Yesus memberikan tujuan arah hidup untuk saat ini. Dengan Kristus hidup di dalam hati kita, kita dapat menikmati kedamaian batin yang mendekati suatu “surga di bumi.” Dosa-dosa kita telah ditebus oleh darah Yesus. Kita telah dibenarkan dari kesalahan dosa kita dan tidak akan menerima penghukuman. Penyakit, penderitaan, aniaya terhadap tubuh jasmani orang percaya hanya mendantangkan kematian dan perpisahan sementara tapi tidak untuk kekekalan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus!

Tuhan hadir dalam dunia kekelaman kita, iman yang tumbuh dari mendengar dan merenungkan Firman memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam kesesakan. Iman akan membawa kita masuk ke dalam suatu pengalaman pribadi yang penuh kuasa bersama Kristus, memberi kita anugerah untuk melakukan kehendak-Nya, hidup dalam kasih di tengah penderitaan dan aniaya serta ancaman pandemi virus COVID’19, dan beroleh penghiburan sejati dari Roh Kudus.

Doa :
Bapa, terimakasih untuk teladan hidup para tokoh iman yang telah mempraktekkan kehidupan Kristus dengan nyata. Kami belajar meletakkan dasar iman kami hanya kepada Kristus, perkataan Firman dan Roh Kudus yang tidak pernah meninggalkan kami sedetikpun. Di tengah ancaman maut, wabah virus yang mengamuk di waktu pagi, siang dan malam kiranya kuasa-Mu melingkupi kami, keluarga besar kami, gereja-Mu dan bangsa kami. Lebih dari pada itu, kiranya kuasa-Mu memampukan kami untuk kuat menghadapi semua ancaman hidup, tetap percaya bahwa tidak ada penyakit, penderitaan, aniaya, ancaman virus yang bertahan di dalam hadirat Tuhan. Amin!

Tuhan Yesus Memberkati

Back To The Basics

Rangkuman Kotbah


Back To The Basics
Hari-hari ini kita diingatkan untuk "Kembali ke Dasar"; kembali kepada hal-hal dasar, karena kita sudah terlalu lama sibuk dengan banyak hal. 

Dalam Alkitab, Perjanjian Lama adalah gambaran atau " blueprint ", sedangkan Perjanjian Baru adalah gambaran nyatanya. Dalam Perjanjian Lama kita dapat melihat gambaran Kristus sebelum Dia datang ke dunia ini, sedangkan Perjanjian Baru adalah realitanya. Dan keduannya penting bagi kita karena baik PL maupun PB saling melengkapi satu sama lain. 

Misalnya, dalam Perjanjian Lama kita dapat melihat bagaimana Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Tuhan menjaga dan melindungi mereka sepanjang jalan sampai tiba di Tanah Perjanjian. 

Dan saat ini kita akan belajar dari pengalaman Nuh di dalam bahtera. 

Kejadian 6 : 7 - 8
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN".

Nuh diperintahkan Tuhan membangun bahtera di atas gunung, dan akibatnya dia dicemooh banyak orang. Tapi Nuh taat, sebab dia tahu hati Tuhan. 

Setelah bahtera selesai, Nuh dan anak-anaknya dan binatang-binatang masuk ke dalam bahtera, kemudian turunlah hujan dengan derasnya. 

Kejadian 7: 17 - 24
Empat puluh hari lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi. Ketika air itu makin bertambah-tambah dan naik dengan hebatnya di atas bumi, terapung-apunglah bahtera itu di muka air. Dan air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi, dan ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit,
sampai lima belas hasta di atasnya bertambah-tambah air itu, sehingga gunung-gunung ditutupinya. 
Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala binatang merayap, yang berkeriapan di bumi, serta semua manusia. Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat. 

Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu. 
Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya."

Dikatakan bahwa air bah itu "naik dengan hebatnya", artinya pasti ada badai, air deras, gelombang dan hujan lebat. Dan, Nuh ada di dalamnya! Selama Nuh ada di dalam bahtera dia selamat, sedangkan yang diluar bahtera binasa. 

Nuh hanya mengalir bersama bahtera, tidak tahu mau kemana dan sampai berapa lama. Nuh tidak punya kendali atas bahtera itu, mereka diombang-ambingkan. 

Tetapi selama mereka ada di dalam bahtera itu, selama kita ada "di dalam Kristus", walaupun di luar tidak aman, tapi kita aman di dalam Tuhan. Meskipun ada rasa kuatir, jangan biarkan kekuatiran itu menguasai atau melampaui iman kita. Tuhan mengasihi kita dan ada bersama kita, dimanapun kita berada. 

Kejadian 9 : 12 - 13
Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.

Tuhan memberi janji-Nya dan tidak melupakan kita. Meskipun Nuh terisolasi di dalam bahtera, seperti kita saat ini terisolasi oleh wabah ini, tapi Tuhan sedang melakukan sesuatu bagi kita. Tidak ada yang kebetulan. Ujungnya adalah membawa kebaikan. 

Ada empat hal yang harus kita lakukan dalam situasi seperti ini, yaitu :

1. Spend time with God
Kembali terhubung dengan Allah, Sang Sumber. Bagaimana keadaan jiwa kita saat ini? Kita harus kembali kepada habitat kita, yaitu:

Kejadian 2 : 7
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembus - kan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Jiwa kita hidup ketika kita kembali terhubung dengan Tuhan. 
Pertanyaannya, apakah jika tidak ada lagi fasilitas gereja (musik, multimedia, ruangan nyaman, pembicara dll), bagaimana jiwa kita? Apakah masih bisa terhubung dengan Tuhan? Ketika ada tekanan, bagaimana iman kita? Apakah kita tetap membangun iman di dalam Kristus? Gunakan waktu yang ada ini untuk kembali terhubung dengan Tuhan. 

2. Spend time with family
Kita harus semakin terhubung dengan keluarga: orangtua, Anak-anak, saudara dan yang lainnya. Mezbah bersama, semakin saling memperdulikan. 

3. God is in control
Bahtera Nuh itu terombang-ambing tidak menentu, tetapi Tuhan menjaga mereka. 

Ingat, bahwa Tuhan mengendalikan situasi. Dia Tuhan yang sama yang melakukan mujizat, berkat dan kuasa dalam hidup kita; dulu, sekarang dan selamanya. 

Berserahlah kepada Tuhan. He never fails. He is waymaker. He is peacemaker. He is miracle worker. 

Yesaya 41 : 10
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Ulangan 31 : 6
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

1 Korintus 10 : 13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Isi pikiran kita dengan firman Tuhan yang menguatkan iman, bukan dengan berita-berita buruk. Itu tidak mengurangi masalah?

4. How bad is everything will come to end
Seberapa buruknya situasi, pada ujungnya akan berakhir juga. 

Di akhir daripada Nuh, akan muncul pelangi. Ada janji kebaikan Tuhan di akhir semuanya ini. Untuk itu Mengucap syukurlah! 

Akhir daripada semuanya itu, ada dua hal praktis yang bisa kita lakukan, yaitu :

Jangan egois
Berdoa untuk para tim medis, dokter dan suster. Berbagilah kepada orang-orang di sekitar kita. 

Banyak orang yang membutuhkan makanan, hand sanitizer, berbagilah apa yang kita punya. Ini waktunya umat Tuhan, gereja Tuhan bangkit dan menjadi berkat. Bagikan kasih Kristus. Amin. 

Tuhan Yesus memberkati. Shalom..

Sabtu, 28 Maret 2020

Karakter RUT yang Yang di Sukai Tuhan

Karakter RUT yang Yang di Sukai Tuhan.


Bacaan : Ruth 1: 11-18

Ruth adalah seorang Moab, yang sebenernya hampir tidak mungkin masuk dalam silsilah garis keturunan hingga kelahiran Tuhan Yesus. Tapi Ruth memiliki karakter-karakter yang sangat disukai oleh Tuhan Yesus.


Elimelekh dan Naomi, mertua Rut mereka adalah orang Betlehem-Yehuda. Nama Elimelekh artinya Pemimpin dalam keluarga ini, Naomi artinya wanita yang sangat menarik. Betapa orangtua mereka berasal dari keluarga yang takut akan Tuhan sehingga memberi nama anak-anaknya seperti itu.

Namun, Elimelekh dan Naomi memiliki 2 orang anak laki-laki yang diberi nama : * Mahlon : anak yang sakit-sakitan* Kilyon : anak yang menyandang kebutuhan khusus

Mahlon dan Kilyon mengambil istri orang Moab, yang bernama Orpa dan Rut. Hingga Mahlon dan Kilyon meninggal. Orpa memilih pulang ke negerinya. Tetapi Rut bersikeras untuk tetap SETIA mengikuti mertuanya, Naomi.

Karakter Rut yang TUHAN ingin kita miliki :

1. SETIA lah dengan apa yang telah TUHAN percayakan / berikan kepada kita

Orang yang Setia mendapatkan Perkenanan Tuhan.

Setia dengan Pasangan kita, Pekerjaan/Bisnis yang TUHAN berikan, Setia dengan Organisasi kita. Bahkan Setia dalam Perkara Kecil.

2. INISIATIF & BERHIKMAT 

(Rut 2:2) Rut berinisiatif untuk memungut jelai-jelai gandum yang jatuh pada saat penuaian. Di Israel ada peraturan agar berkas gandum yang jatuh tidak boleh dipungut lagi, itu untuk mereka yang kekurangan.

Rut berinisiatif dan berhikmat, ia memungut bulir-bulir jelai "DI BELAKANG ORANG YANG MURAH HATI KEPADAKU" 

Mari kita seimbangkan, Vertikal (agar kita selalu terkoneksi sama Surga, agar kita melihat sama dengan cara Tuhan melihat) dan Horizontal (kita perlu belajar dan belajar, mencari hikmat)

3. MURAH HATI dengan dasar BELAS KASIHAN

Ketika kita Murah Hati maka Tuhan akan menaikkan kita.

Mari kita belajar bermurah hati, berbelas kasihan, seperti orang Samaria yang menolong musafir yang habis terjarah, seperti Ribka yang memberi minum unta utusan Yakub hingga kenyang.

TUHAN mau membawa kita melewati batas dari kemampuan kita (Beyond the limitations), melatih kita bermurah hati dari hal yang mudah hingga sulit. 

Ada orang yang bisa memberi banyak untuk pekerjaan Tuhan bila Tuhan menyuruhnya, mengapa ia bisa? Karena ia telah terlatih untuk mulai memberi dari hal kecil. Untuk bisa berjalan 1 mill, harus dimulai dari 1 langkah kecil.

Berinisiatif melakukan lebih dari yang diminta. "Kalau orang minta kamu jalan 1 mill, berjalanlah 2 mill" itu yang Tuhan Yesus ajarkan. Bekerjalah dengan excellent, dengan murah hati.

Tidak pelit juga dalam hal berbagi ilmu dan pengalaman kita.

Mari kita naik dan meningkatkan kualitas hidup kita, hal ini betul-betul dilihat oleh Tuhan, membuat Tuhan kagum, berhenti karena melihat pemandangan yang menarik dari anakNya.

Belajarlah agar segala sesuatu yang kita lakukan UUJ = Ujung-Ujungnya Jiwa, supaya banyak orang yang mengalami Pemulihan Tuhan, motivasi mereka yang lemah dan stres, supaya kita memenangkan jiwa untuk TUHAN. Berkat itu pasti mengikuti kita kalau hidup kita menjadi Berkat untuk orang lain.

Tuhan Yesus Memberkati.


*Mengubah Bencana Menjadi Sebuah Kesempatan*

*Mengubah Bencana Menjadi Sebuah Kesempatan*

Tahun ini begitu banyak cobaan yang dihadapi bangsa Indonesia, mulai dari banjir bandang sampai virus covid-19 yang mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain. Di jaman nabi Elisa, kejadian kelaparan hebat terjadi sampai tahi merpati dijual seharga 5 syikal perak karena pengepungan yang dilakukan oleh tentara Aram. Namun Tuhan justru pakai hal tsb untuk membuat mujizat dan menyatakan bahwa manusia tidak ada apa2nya tanpa Tuhan. Hanya Tuhan sajalah tempat perlindungan dan kota benteng yang teguh.

Sekarang disaat seolah dunia dikepung dan dilumpuhkan oleh virus corona seperti ini apa yang harus kita lakukan? Apakah Kita kaget dan bingung? Tentu tidak  Semua masih dalam kendali Tuhan. Tuhan masih bertahta. Bagian kita adalah terus percaya dan berharap kepada Tuhan serta melakukan Firman Tuhan.

Ini adalah kesempatan bagi kita untuk berbuat baik. Kesempatan bagi kita untuk menabur kebaikan dan kasih Tuhan. Sama seperti Ishak yang menabur dimasa kekeringan dan menuai hasil 100x lipat, marilah kita berbuat kebaikan dan menabur kasih.

Dimanakah kita bisa menabur kasih? Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan :
1. Lihat sekelilingmu, tetanggamu.. apakah ada yang membutuhkan bantuan? Tolonglah mereka.
2. Donasikan berkatmu dalam bentuk masker atau hand sanitizer atau bahkan makanan dan berikanlah kepada mereka yang membutuhkan.
3. Saat semua orang ketakutan, ini adalah *waktu yang tepat Injil diberitakan sehingga banyak orang diselamatkan*, dukunglah pemberitaan Injil Kristus. Ini adalah tanah yang subur dimana akan ada pelipatgandaan jiwa-jiwa terjadi.

Kita harus terus berkomitmen untuk menyampaikan kabar tentang Injil kasih Karunia dengan cara kreatif dan kontekstual dalam waktu dan kondisi apapun. 

Kami percaya bahwa kebaikan kita akan berbuahkan kasih dan sukacita baik yang memberi ataupun yang menerima.

Tuhan memberkati Anda semua 😊🙏


Jumat, 27 Maret 2020

Tetap Berjuang




Renungan Sabtu 28 Maret 2020

Tetap Berjuang
Filipi 3 : 10 - 11

Hidup adalah Perjuangan. Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan hidup tanpa peluh dan air mata. Thomas Alva Edison berkata “Kesuksesan adalah 1% kegeniusan dan 99% adalah kerja keras.” 

Kehidupan manusia mengalami banyak tantangan dan resiko yang harus dihadapi karena kita semua sedang menjalani proses hidup. Berjuang melawan kekerasan, narkoba, pergaulan bebas, perjuangan menghadapi permasalahan dalam hidup kita. Begitu juga kita berjuang dalam menghadapi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Pada bacaan hari ini ada kebenaran yang dapat dipetik, yaitu berjuang. Kita belajar dari karakteristik seorang atlit olahragawan atau juara adalah berjuang, dalam hal disiplin, tanggung jawab, yakin dan percaya diri, sportif, punya tekad menang, komitmen, sadar akan konsekuensi, tidak manja, patuh, menghormati pelatih dan organisasi, dan rendah hati. 

Perbedaan antara atlit biasa dan atlit luar biasa :

- Atlit biasa : menganggap target sebagai beban yang melelahkan

- Atlit luar biasa : menganggap beban sebagai target yang menggairahkan. Ini adalah sikap mental positif. 

Berjuang adalah berusaha sekuat tenaga tentang sesuatu; berusaha sungguh dalam kesukaran dan bahaya. Saat berjuang selalu ada pihak musuh dan ada pihak yang dimusuhi. Alkitab memberi pelajaran kepada kita agar belajar untuk berjuang bersama Kristus.

Lalu, siapakah musuh, kita orang percaya ?

Efesus 6 : 12
Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Filipi 3 : 7 - 8
Paulus berkata “…semuanya kuanggap sampah karena Kristus..” Ayat ini menunjukkan semua filsafat dunia, aturan, ketentuan yang tidak berpadanan dengan firman Kristus, semua yang di-idolakan dunia adalah apa ‘sampah’. 

PERJUANGAN APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SEBAGAI ORANG PERCAYA SUPAYA DISEBUT TETAP BERJUANG ?

1. Berjuang mengenal Yesus.
Iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus. Mengenal Allah hanya melalui Alkitab. Untuk itu baca, renungkan, dan lakukan firman TUHAN terus menerus

2. Berjuang mengenal kuasa kebangkitanNya.
Kuasa kebangkitan bukan kuasa supra natural yang di ajarkan dan ditawarkan oleh berbagai ajaran yang berasal dari dunia ini. Juga bukan berasal dari agama suku, bukan berasal dari tradisi nenek moyang. Tetapi kuasa yang lahir berdasarkan percaya akan Injil Kristus (firman TUHAN). Kuasa itu memberi hidup kepada setiap orang yang telah mati dalam Kristus, sehingga kematian rohani dan kematian fisik tidak menjadi masalahi bagi mereka yang percaya kepada kebenaran Injil Kristus. Karena Kuasa kebangkitan Kristus hidup ada didalam orang percaya itu.

3. Berjuang untuk Persekutuan dalam penderitaanNya.
Yesus menderita untuk menyelamatkan manusia berdosa, manusia yang terhilang. Ia menderita untuk menyucikan, menguduskan, dan memuliakan gereja-Nya. 

4. Berjuang supaya serupa dengan Dia dalam kematianNya.
Menjadi serupa bukan hanya berkaitan dengan kuasa, kebanggaan status sebagai anak tebusan, bukan karena mandapat perlakuan sebagai anak raja, tetapi serupa dalam kematian; mati dari keinginan dosa. “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5 : 24). 

Dengan begitu kita akan mendapat bagian kebangkitan-Nya. Mari kita koreksi diri kita, mengambil keputusan untuk terus berjuang mendapat bagian dalam hari yang penuh kemuliaan itu, yaitu kebangkitan bersama dengan Kristus.

Di tengah situasi dunia dalam menghadapi pandemi covid-19 dan resesi ekonomi global, marilah kita tetap berjuang dalam doa dan pengharapan akan pertolongan Tuhan Yesus Kristus. 

Tetap semangat, Tuhan Yesus Memberkati...
Shalom.

Kamis, 26 Maret 2020

*MENGUCAPKAN SYUKUR*

Renungan Jumat 27 Maret 2020

*MENGUCAPKAN SYUKUR*

Ada suatu kekuatan yang luarbiasa yang terjadi apabila kita mengucapkan syukur kepada Tuhan. Ucapan syukur itu bukan saja mendatangkan kuasa Allah yang mendatangkan mujizat. Tetapi setelah kuasa Tuhan yang mendatangkan mujizat itu diaktifkan, berkat-berkat yang diterima pun akan dimeteraikan melalui pengucapan syukur itu. 

Lukas 17 : 12 - 19
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" 
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.  
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. 
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

Semua penderita kusta yang sepuluh orang itu disembuhkan secara fisik. Tetapi ada sesuatu yang lebih yang dialami oleh orang Samaria yang datang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan syukur :

Yesus berkata kepada orang Samaria itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau (imanmu telah membuatmu sehat)."

Dalam bahasa Yunani istilah untuk "sehat" adalah "sozo", yang juga berarti "menyelamatkan". Sekali lagi, hampir selalu kata itu artinya lebih daripada suatu pertolongan Tuhan yang bersifat jasmani atau sementara saja. Kata itu adalah kata "keselamatan", yang mencakup kesemuanya itu. 

Ada suatu perbedaan penting mengenai semua penderita kusta tadi. Sembilan orang disembuhkan jasmaninya saja. Orang yang kesepuluh, orang Samaria, yang kembali untuk mengucapakan terimakasih dan syukur kepada Tuhan Yesus, bukan saja disembuhkan secara jasmani. Ia juga disembuhkan secara rohani - jiwanya diselamatkan. Hubungannya dengan Tuhan telah dipulihkan kembali dan kini akan bersifat kekal. Sembilan orang lainnya hanya menerima sebuah berkat yang bersifat sebagian dan sementara saja. Tetapi orang yang kesepuluh itu, orang Samaria itu, menerima berkat yang total dan permanen. Apakah yang membuat berbeda? Ia datang kepada  Yesus untuk mengucapkan syukur. 

Doa :
Terima kasih, Tuhan Yesus, untuk karya-Mu di kayu salib. Ku deklarasikan dengan mengucapkan syukur aku telah mendapatkan berkat yang sempurna dan kekal, dan Yesus telah menderita luka-luka supaya kami disembuhkan. Amin.

*• Unit Pengajaran• 
• Tiada pelayanan yang lebih baik selain saling menguatkan dan mendoakan•