Kesiapan mental ini bukan menyangkut kerendahan hati, dimana seseorang yang memiliki pengalaman supranatural tetap rendah hati dan menyadari bahwa pengalaman spektakuler yang dialaminya adalah pemberian Tuhan bukan prestasinya. Kesiapan mental juga menyangkut kejujuran. Fenomena alam jiwanya tidak boleh diakui sebagai pernyataan atau wahyu dari Tuhan. Pengalaman orang lain yang didengar atau dibacanya dari buku, hendaknya tidak diimpor dan diakuinya sebagai pengalaman pribadinya. Untuk menghindari penyesatan ini kita harus memahami kebenaran Alkitab dengan benar. Dalam hal ini jelas dibutuhkan perangkat kebenaran Alkitab bukan pengalaman pribadi seseorang. Pengalaman pribadi seseorang bisa salah. Bisa salah di sini maksudnya bahwa pengalaman pribadi seseorang belum tentu dari Tuhan. Bukan tidak mungkin, aktivitas jiwa yang sangat subyektif dibungkus atau dikemas dengan lebel sebagai pengalaman rohani dari Allah, kemudian memaksa orang lain untuk mengakuinya sebagai dari Tuhan. Lebih konyol lagi kalau kemudian hal itu dijadikan standar kebenaran.
Untuk membebaskan banyak orang Kristen hari ini dari penipuan-penipuan tersebut, gereja dan para hamba Tuhan harus mengajarkan kebenaran Alkitab yang murni kepada jemaat. Amin (truth) Tuhan Yesus Memberkati Shalom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar