Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 17
Penolakan demi penolakan dari orang Yahudi akhirnya menuntun Rasul Paulus sampai ke Atena, daerah orang Yunani. Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan dari cara Rasul Paulus mengabarkan Injil di sana:
Pertama, Rasul Paulus merindukan pertobatan mereka. Ketika ia berjalan-jalan dan melihat kota Atena penuh penyembahan berhala, hatinya sangat sedih (17:16). Sekarang ini, ketika melihat penyembahan berhala, kadang-kadang kita hanya menganggapnya sebagai kebudayaan lokal atau atraksi pariwisata atau sebagai bentuk kebebasan beragama. Tapi, mengapa kita tidak bersedih melihat manusia menyembah berhala?
Kedua, Rasul Paulus berusaha mengerti pemikiran dan kepercayaan orang Atena sebelum dia menyampaikan berita Injil kepada mereka (17:17-18). Tujuannya adalah supaya berita Injil bisa diterima dengan baik.
Ketiga, Rasul Paulus berusaha berbicara dengan “bahasa” yang dimengerti oleh mereka. Dia melihat mezbah dengan tulisan “Kepada Allah yang tidak dikenal” (17:23), maka dia menjadikan tulisan itu sebagai pintu masuk untuk memberitakan tentang Allah yang tidak mereka kenal, yaitu Allah yang menjadikan langit dan bumi dan memanggil manusia untuk bertobat. Rasul Paulus bahkan mengutip pujangga Yunani untuk menyampaikan khotbahnya (17:28).
Sikap Rasul Paulus ini meniru sikap Tuhan Yesus. Yesus tidak bicara dari sorga dan memaksa manusia mengerti dan percaya. Tuhan Yesus datang ke dunia, mengasihi kita, mengerti kita, dan berbicara dengan bahasa yang kita mengerti. Apakah kita seperti Yesus dan Paulus? Marilah kita mulai melihat orang-orang di sekitar kita. Maukah kita bersedih untuk mereka? Maukah kita mengerti mereka? Maukah kita berusaha berbicara dengan bahasa yang mereka mengerti supaya berita Injil mereka terima? [Siauw]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar