Matius 5:17-25
Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya. (Amsal 29:22)
Ada seorang anak laki-laki yang pemarah. Untuk menyembuhkan sifat pemarah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan memintanya untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali ia marah. Pada hari pertama anak itu telah memakukan 20 paku ke pagar setiap kali ia marah. Jumlah paku itu kian hari kian berkurang sampai anak itu benar-benar dapat mengendalikan amarahnya. Selanjutnya, ayahnya mengusulkan agar ia mencabut satu paku setiap kali ia berhasil tidak marah. Setelah semua paku tercabut, sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Kamu telah berhasil dengan baik. Tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini! Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. Sadarilah, ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain.”
Hampir semua orang pernah marah. Namun sebagai orang percaya, kita tidak boleh asal marah. Matius 5:17 mengajarkan tentang kualitas hidup yang lebih tinggi dari hukum Taurat (Matius 5:20), salah satunya adalah mengalahkan kemarahan. Kemarahan dapat menghambat persembahan/doa kita kepada Tuhan (ayat 23-24). Tuhan Yesus menghendaki supaya kita berdamai agar kita tidak beroleh hukuman (ayat 25). Amsal 29:22 juga mencatat bahwa si pemarah akan menimbulkan pertengkaran, yang berakibat pada banyaknya pelanggaran.
Jika saat ini Anda sedang marah, berdoalah dan mintalah kekuatan dari-Nya agar tetap tenang dan bersabar. Jangan tinggalkan bekas luka di hati orang lain—DS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar